Tertawa Bisa Berujung Kematian, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Tertawa Bisa Berujung Kematian, Ini Penjelasan Ilmiahnya Ilustrasi (www.onkaparingacity.com)
Nabi Muhammad melarang tertawa secara berlebihan atau terbahak-bahak. Larangan itu diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dalam sebuah hadis. Para Ilmuwan juga telah membuat penelitian.
Dream - Nabi Muhammad melarang tertawa secara berlebihan atau terbahak-bahak. Larangan itu diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dalam sebuah hadis yang berbunyi: “Janganlah engkau banyak tertawa, karena banyak tawa itu akan mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah.
Ternyata, larangan itu sangat bermanfaat bagi kesehatan. Sebab, tertawa dengan berlebihan sangat berbahaya bagi kesehatan. Bahkan bisa berujung maut.
Setidaknya itulah yang ditunjukkan oleh hasil penelitian para ilmuwan dari Universitas Birmingham dan Universitas Oxford. Dalam laporan penelitian yang dilakukan sejak 1946 itu, para ilmuwan menuliskan manfaat dan bahaya tertawa pada pasien.
Penelitian itu menunjukkan bahwa tertawa terbahak-bahak bisa berakibat fatal. Antara lain dapat memicu pecahnya jantung, rusaknya kerongkongan, dan inkonsistensia atau ketidakmampuan menahan air kencing.
Penelitian itu menemukan seorang perempuan yang tertawa terbahak-bahak meninggal karena mengalami kerusakan jantung. Selain itu, asupan nafas yang cepat selama tertawa juga memicu terhirupnya benda asing dan juga dapat memicu serangan asma.
Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa tertawa juga memiliki dampak positif bagi kesehatan. Para peneliti mengungkapkan bahwa tertawa bisa mengurangi kekakuan dinding arteri dan meredakan ketegangan. Namun para peneliti menyarankan tertawa yang wajar.
Peneliti juga menyatakan tertawa meningkatkan fungsi paru-paru. Selain itu, juga bisa membakar 2.000 kalori dan menurunkan gula darah pada penderita diabetes.
Temuan unik lainnya menyatakan bahwa tertawa juga meningkatkan kesuburan. Sebanyak 36 persen dari calon ibu yang dihibur oleh badut di rumah sakit dan menjalani transfer embrio menjadi hamil dibandingkan dengan 20 persen pada pasien yang tak mendapat perlakuan itu.
Para peneliti mengatakan, kajian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa tertawa tak hanya memiliki sisi positif, melainkan juga bisa mendatangkan bahaya jika dilakukan secara berlebihan.
“Beberapa pembaca mungkin mengabaikan manfaat tertawa. Itu akan menjadi serius. Orang lain mungkin mengabaikan bahayanya. Kami menyebutnya dengan nama tertawa angkuh,” demikian laporan itu sebagaimana dikutip Dream dari The Telegraph, Jumat 20 Februari 2015.